Kamis, 07 Maret 2013

Inilah Alasan Minuman Bersoda Itu Tidak Sehat


Food Additive atau Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan/campuran, yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain seperti bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, ataupun pengental. BTP ini bisa terbuat secara alami ataupun secara kimia. BTP bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi bermanfaat untuk mempertahankan bentuk, rasa, dan kualitas makanan serta minuman, sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern saat ini.
BTP adalah bahan yang tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan dan tidak merupakan bahan baku pangan, dan penambahannya ke dalam pangan ditujukan untuk mengubah sifat-sifat makanan seperti bentuk, tekstur, warna, rasa, kekentalan, aroma, atau untuk mengawetkan atau mempermudah proses pengolahan.
Mengenai bahan kimia, bahan ini dapat dibedakan atas bahan kimia untuk pangan food grade dan bukan untuk pangan non-food grade. Semua bahan kimia yang diizinkan sebagai BTP termasuk ke dalam kategori food grade.
BTP dikelompokkan berdasarkan tujuan penggunaannya di dalam pangan. Pengelompokan BTP yang diizinkan digunakan adalah:
·         Pewarna, memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
·         Pemanis buatan, menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak/hampir tidak mempunyai nilai gizi.
·         Pengawet, mencegah/menghambat fermentasi, pengasaman/peruraian lain pada makanan yang disebabkan mikroba.
·         Antioksidan, dapat mencegah/menghambat proses oksidasi lemak sehingga mencegah ketengikan.
·         Antikempal, mencegah menggumpalnya makanan yang berupa serbuk seperti tepung atau bubuk.
·         Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, memberikan, menambah/mempertegas rasa dan aroma.
·         Pengatur keasaman (pengasam, penetral, dan pendapar), dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
·         Pemutih dan pematang tepung, mempercepat proses pemutihan dan/pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
·         Pengemulsi, pemantap dan pengental, membantu terbentuknya dan memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
·         Pengeras, memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
·         Sekuestran, mengikat ion logam yang ada dalam makanan sehingga memantapkan warna, aroma, dan tekstur.
Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS., Pakar Teknologi Pangan dari IPB, BTP adalah aman untuk dikonsumsi, sepanjang tata pemakaiannya mengikuti aturan yang ada. “Bahan Tambahan Pangan adalah aman untuk dikonsumsi, karena hal ini sudah masuk kategori Food Additive”, ujar Prof. Dr. Ir. Made Astawan.
Menurutnya, mengkonsumsi BTP juga tidak akan memberikan efek samping, sepanjang masuk dalam Acceptable Daily Intake (ADI). ADI adalah banyaknya BTP dalam satuan mili gram/kilogram berat badan/hari, sehingga kita dapat mengkonsumsi BTP tersebut sepanjang hayat, tanpa menimbulkan efek apapun.
BTP yang paling banyak dipergunakan oleh produsen makanan dan minuman adalah pemanis, pengawet dan pewarna. Hal yang harus diperhatikan oleh para konsumen, sebelum mengkonsumsi jenis BTP ini adalah label (penjelasan produk). Sepanjang ada label dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM), maka BTP ini aman untuk dikonsumsi.“Perhatikan label makanan dan minuman. Sepanjang ada label NB dari BPOM, atau ML dari luar negeri, maka makanan dan minuman itu aman untuk dikonsumsi“, ujar Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS.
Terkait dengan BTP untuk minuman soda yang banyak dibicarakan masyarakat, adalah aman untuk dikonsumsi. BTP untuk minuman soda, sifatnya adalah alamiah, yaitu berasal dari caramel (gula yang dipanaskan). “BTP untuk minuman soda adalah aman untuk dikonsumsi, karena berasal dari caramel”, jelas Prof. Dr. Ir. Made Astawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar